Powered By Blogger

Sabtu, 13 Desember 2014

sub barisan



Subbarisan dan Teorema Bolzano-Weiestrass

3.4  SUB BARISAN

Dalam bagian ini kita akan memperkenalkan gagasan subbarisan dari barisan yang diberikan. Gagasan ini agak lebih umum daripada ekor barisan (yaitu dibahas pada 3.1.8) sering bermanfaat dalam membuktikan divergensi barisan. Kita juga akan membuktikan Teorema Bolzano-Weistrass, yang akan digunakan untuk memperke-nalkan sejumlah hasil akibatnya.

3.4.1. Definisi. Misalkan X = (xn) barisan dan r1 < r2 < ... < rn < ..., barisan bilangan asli yang naik. Maka barisan X dalam R yang diberikan oleh


 disebut sub barisan dari X.

Contoh :
a.     Barisan X = (-1)n    ,  n  N mempunyai tepat dua buah sub barisan yang konvergen yaitu barisan   (-1, -1, -1, -1,……) dan barisan   (1, 1, 1, 1,……)

b.     Barisan X = , n  N memiliki sub barisan antara lain
i.                  

ii.                

Tetapi barisan-barisan berikut bukan sub barisan X. misalnya,

i.                  

ii.                

Catatan :
    Suatu ekor barisan pastilah merupakan sub barisan tetapi sub barisan belum tentu merupakan ekor barisan.



3.4.2. Teorema. Jika suatu barisan bilangan real X = (xn) konvergen ke x, maka sebarang subbarisan dari X juga konvergen ke x.

Bukti :

Misalkan e > 0 diberikan dan pilih bilangan asli K(e) sedemikian sehingga jika n ³K(e), maka  xn  - x < e. Karena r1  < r2  <...< rn  < ... adalah barisan  bilangan real naik maka dapat dibuktikan (dengan induksi)  bahwa rn  ³ n .Dari sini, bila n ³ K(e) kita

juga mempunyai rn  ³ n  ³ K(e) dengan demikian  xrn   - x  < e. Oleh karena itu sub barisan (xrn ) juga konvergen ke x.

3.4.3  contoh

(a). lim (bn) = 0 bila  0 < b < 1
Kita telah melihat, pada Contoh 3.1.11 (c), bahwa bila 0 < b < 1 dan bila xn = bn, maka dari Ketaksamaan Bernoulli diperoleh bahwa lim(xn) = 0. Cara lain, kita melihat bahwa karena 0 < b < 1, maka xn+1 = bn+1 < bn = xn dengan demikian (xn) adalah barisan turun. Jelas juga bahwa 0 £ xn £ 1, sehingga menurut Teorema Kon-vergensi Monoton 3.3.2 barisan tersebut konvergen. Misalkan x = lim (xn). Karena (x2n) subbarisan dari (xn) menururt Teorema 3.4.2 maka x = lim (x2n). Di lain pihak, karena x2n = b2n = (bn)2 = (xn)2, menurut Teorema 3.2.3 diperoleh

x = lim (x2n) = [lim (xn)]2 = x2

Oleh karena itu kita mesti mempunyai x = 0 atau x = 1. Karena (xn) barisan turun dan terbatas di atas oleh 1, maka haruslah x = 0.


(b). lim (c1 n ) = 1 untuk c > 1.
Limit ini telah diperoleh dalam contoh 3.1.11 (d) untuk c > 0, dengan pemikiran argumen yang banyak diakal-akali. Di sini kita melihat pendekatan lain untuk kasus c > 1. Perhatikan bahwa jika zn = c1/n, maka zn > 1 dan zn+1 < zn untuk semua nÎN. Jadi dengan menggunakan Teorema Konvergensi Monoton, z = lim (Zn) ada. Menurut teorema 3.4.2, berlaku z = lim (Z2n). Di lain pihak, karena
z2n = c 12n  = (c1n )12  = zn12
dan Teorema 3.2.10,maka

z = lim( Z2n ) = (lim( Zn ))12  = z12 .
Karena itu z2 = z yang menghasilkan z = 0 atau z = 1. Karena Zn > 1 untuk semua nÎN, maka haruslah z = 1.
Untuk kasus 0 < c < 1, kita tinggalkan sebagai latihan.
Kegunaan subbarisan membuatnya mudah untuk menyajikan uji divergensi suatu barisan.

3.4.4. Kriterian Divergensi. Misalkan X = (xn) suatu barisan.
maka pernyataan berikut ekivalen :

(i)                Barisan X = (xn) tidak konvergen ke xÎR.
(ii)             Terdapat e0 > 0 sehingga untuk sebarang kÎN, terdapat rkÎN sehingga rk ³ k dan
      X rk  - x ³ e0

(iii)           Terdapat e0 > 0 dan subbarisan X = (xrn ) dari X sehingga 
xrn   - x ³ 0 untuk semua nÎN.

Bukti :

(i)                (ii). Bila X = (xn) tidak konvergen ke x, maka untuk suatu e0 > 0 tidak mungkin memperoleh bilangan K(e) sehingga 3.1.b (c) dipenuhi. Yaitu, untuk sebarang kÎN tidak benar bahwa untuk semua n ³ k sehingga x rk - x ³ e0 .
(ii)
(iii). Misalkan e0  seperti pada (ii) dan misalkan r1ÎN sehingga r1  ³1 dan


x r
- x

³ e
0 . Sekarang misalkan r2ÎN sehingga r2 > r1
dan

x r   - x

³ e0 ; misalkan r3







1












2





xr3  - x

³ e0.  dengan  meneruskan  cara  ini



subbarisan  X =

>  r2   dan

diperoleh



(xrn )(xrn) dari X sehingga

xrn   - x

³ e0.
















(iii) (i) Misalkan X = (xn) mempunyai subbarisan X = (xrn )
memenuhi kondisi


(iii); maka X tidak mungkin konvergen ke x. Karena andaikan demikian, maka menu-rut Teorema 3.4.2 subbarisan X juga akan konvergen ke x. Tetapi ini tidak mungkin suku dari x termuat dilingkungan x0 dari x



3.4.5. contoh.

barisan dari X harus konvergen ke x. Karena terdapat subbarisan yang konvergen ke +1 dan sub-barisan yang lain konvergen ke -1, maka haruslah X divergen.
(b). Barisan (1, 21 ,3, 14 ,...) divergen.
[Kita dapat mendefinisikan barisan ini dengan Y = (yn), yang mana yn = n bila -1
n ganjil, dan yn =
n
bila n genap]. Secara mudah dapat dilihat bahwa barisan ini tidak
(a). Barisan (( -1)n ) divergen

terbatas; dari sini, menurut Teorema 3.2.2, barisan ini tidak mungkin konvergen. Se-cara alternatif, walaupun sub-barisan ( 12 , 1 4 , 1 6 ,...) dari Y konvergen ke 0, keseluru-han barisan Y tidak konvergen ke 0. Yaitu, terdapat subbarisan (3,5,7,...) dari Y yang berada di luar lingkungan -1 dari 0; karena itu Y tidak konvergen ke 0.
Eksistensi Subbarisan Monoton

Sementara tidak setiap barisan monoton, kita sekarang akan menunjukkan bahwa setiap barisan mempunyai sub-barisan monoton.

3.4.6. Teorema Subbarisan Monoton. Setiap barisan X = (xn) mempunyai subbarisan monoton.

Bukti

Untuk tujuan ini kita akan menyatakan suku ke-m xm merupakan puncak bila xm ³ xn untuk semua n ³ m. Selanjutnya kita akan mempertimbangkan dua kasus.

Kasus 1. X mempunyai sejumlah tak hingga puncak. Dalam kasus ini, kita mengururt puncak-puncak tersebut dengan indeks naik. Jad kita mempunyai puncak-puncak xm1 , xm 2 ,..., xmk ,... dengan m1 < m2 < ... < mk < ...,.Karena masing-masing suku tersebut puncak, kita mempunyai xm1 ³ xm 2 ³ xm 3 ³...³ xm k ³...

Karenanya subbarisan (xmk  ) merupakan subbarisan tak naik dari X.

Kasus 2. X mempunyai sejumlah hingga (mungkin nol) puncak. Misalkan puncak-puncak ini xm 1 ,xm 2 ,...,xm r ,... . Misalkan s1 = mr + 1 (indeks pertama setelah puncak terakhir) Karena xs1 bukan puncak, maka terdapat s2 > s1 sehingga xs 2 > xs1 . Karena xs2 bukan puncak, maka terdapat s3 > s2, sehingga xs 3 > xs2 . Bila kita

meneruskan proses ini, kita peroleh subbarisan tak turun (bukan naik) (xsn) dari X.


Teorema Bolzana Weierstrass

3.4.7. Teorema Bolzana-Weierstrass. Setiap barisan terbatas mempunyai subbarisan

konvergen.

Bukti



Mengikuti Teorema Subbarisan Monoton, maka barisan terbatas X = (xn) mempu-nyai subbarisan X = (xsn ) monoton. Subbarisan inipun juga terbatas, se-

hingga menururt Teorema Konvergensi Monoton X = (xsn  ) konvergen.

Dari sini mudah dilihat bahwa barisan terbatas dapat mempunyai beberapa sub-barisan yang konvergen ke limit yang berbeda, sebagai contoh, barisan (( -1)n )

mempunyai subbarisan yang konvergen ke -1, dan subbarisan yang lain konvergen ke +1. Barisan ini juga mempunyai sub-barisan yang tidak konvergen.

Misalkan X subbarisan dari barisan X. Maka X sendiri juga merupakan bari-san, yang juga dapat mempunyai sub-barisan, katakan X. Di sini dapat kita catat ba-hawa X juga merupakan subbarisan dari X.

3.4.8. Teorema. Misalkan X barisan terbatas dan xÎR yang mempunyai sifat bahwa setiap sub-barisan konvergen dari X limitnya adalah x. Maka barisan X konvergen ke x.

Bukti

Misalkan M > 0, sehingga  xn   £ M untuk semua nÎN. Andaikan X tidak konvergen

ke x. Menurut Kriteria Divergensi 3.4.4 terdapat e0 > 0 dan subbarisan X = (xrn ) dari

X sehingga
(#)                         x r n  - x ³ e0 , untuk semua nÎN.
Karena X subbarisan dari X, maka X juga terbatas oleh M. Dari sini, menurut Teo-rema Bolzano-Weierstrass bahwa X mempunyai subbarisan X yang konvergen. Tetapi X juga merupakan subbarisan dari X, karenanya harus konvergen ke x, menu-rut hipotesis. Akibatnya pada akhirnya X terletak di dalam lingkungan-e0 dari x. Karena setiap suku dari X juga merupakan suku dari X’, hal ini membawa kita ke suatu yang kontradiksi dengan (#)


DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar